
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuasin terus memperkuat kualitas pembinaan bagi warga binaan melalui berbagai program pelatihan keterampilan. Salah satu kegiatan yang menarik perhatian adalah pelatihan ecoprint yang dilaksanakan oleh Seksi Kegiatan Kerja bekerja sama dengan Galery Wong Kito.
Pada Selasa (25/11/2025), suasana ruang pelatihan tampak hidup. Para warga binaan mengikuti setiap tahap pembelajaran dengan saksama—mulai dari memilih daun dan bahan alam, menyusun pola di atas kain, memberi warna, hingga proses penguapan yang menjadi kunci terbentuknya motif alami khas ecoprint. Instruktur dari Galery Wong Kito memberikan arahan langsung, memastikan setiap peserta memahami teknik dasar maupun detail yang perlu dikuasai.
Program ecoprint ini tidak hanya mengenalkan seni berbasis alam, tetapi juga menjadi sarana bagi warga binaan untuk menumbuhkan rasa percaya diri serta membuka peluang usaha setelah bebas nanti. Keterampilan ini dinilai memiliki potensi ekonomi yang tinggi karena produk ecoprint semakin diminati sebagai karya unik dan ramah lingkungan.
Kepala Lapas Kelas IIA Banyuasin, Tetra Destorie, mengapresiasi terselenggaranya pelatihan tersebut. “Kami ingin menghadirkan pembinaan yang benar-benar berdampak. Ecoprint adalah keterampilan kreatif yang punya nilai jual dan peluang usaha. Semoga pelatihan ini menjadi modal baru bagi warga binaan untuk membangun hidup yang lebih baik setelah kembali ke masyarakat. Kami juga berterima kasih kepada Galery Wong Kito atas dukungan dan kolaborasinya,” ujarnya.
Di sisi lain, Anggi Fitrilia selaku pembimbing dari Galery Wong Kito mengungkapkan pengalaman positif selama memberikan pelatihan. “Warga binaan di sini sangat antusias. Mereka cepat belajar dan berani mencoba. Kami berharap ilmu ecoprint yang kami bagikan dapat menjadi pintu bagi mereka untuk berkarya dan menghasilkan produk yang bernilai,” tuturnya.
Melalui pelatihan ecoprint ini, Lapas Kelas IIA Banyuasin menegaskan kembali komitmennya untuk membangun lingkungan pembinaan yang produktif, kreatif, dan berorientasi pada masa depan, demi mendorong warga binaan menjadi pribadi yang mandiri dan siap kembali ke masyarakat.