Lapas Banyuasin Perangi TBC, 1.161 Warga Binaan Ikuti Pemeriksaan Rontgen Dada

sumber : Humas Lapas Banyuasin

Banyuasin – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuasin menyelenggarakan kegiatan skrining kesehatan berupa penemuan kasus Tuberkulosis (TBC) melalui pemeriksaan Rontgen Dada (Chest X-Ray/CXR). Kegiatan ini merupakan tindak lanjut program Direktorat Jenderal Pemasyarakatan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI, WHO, serta didukung Global Fund TBC.

 

Skrining dilaksanakan pada seluruh Warga Binaan Pemasyarakatan dengan tujuan mendeteksi dini kasus TBC, sekaligus mencegah penularan yang lebih luas di dalam lingkungan lapas. Selain pemeriksaan Rontgen, kegiatan juga dilengkapi dengan skrining gejala TBC, pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM), serta pemeriksaan HIV dan Hepatitis C pada pasien TBC positif.

 

Skrining Tuberkulosis (TBC) dengan Rontgen Dada yang dilaksanakan di Aula Lapas selama lima hari, mulai hari ini, Jumat 12 September 2025 hingga tanggal 18 September 2025. Kegiatan ini menargetkan sebanyak 1.161 orang Warga Binaan Pemasyarakatan untuk menjalani pemeriksaan kesehatan.

 

Program ini terselenggara atas kerja sama Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dengan Tirta Medical Center sebagai pelaksana pengecekan kesehatan.

 

Tahapan kegiatan dimulai dengan skrining gejala TBC yang dilakukan oleh petugas klinik Lapas, dilanjutkan dengan pemeriksaan Rontgen Dada. Setelah itu, hasil pemeriksaan dianalisis oleh dokter untuk menegakkan diagnosis awal. Bagi warga binaan yang terindikasi sebagai terduga TBC, dilakukan pemeriksaan lanjutan berupa uji sputum (cek dahak) guna memastikan diagnosis.

 

Kepala Lapas Kelas IIA Banyuasin, Tetra Destorie, menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan ini. “Kami berkomitmen menjaga kesehatan warga binaan. Skrining TBC ini sangat penting untuk deteksi dini sehingga penanganan bisa dilakukan secara cepat dan tepat. Dengan dukungan berbagai pihak, kami berharap lingkungan lapas tetap sehat dan bebas dari penyakit menular,” ujarnya.

 

Sementara itu, Dokter Lapas Kelas IIA Banyuasin, dr. Fia Rahmawati, menegaskan pentingnya skrining ini sebagai upaya pencegahan. “Tuberkulosis masih menjadi salah satu penyakit menular dengan risiko tinggi di lapas. Melalui skrining ini, kami bisa menemukan kasus lebih awal sehingga pengobatan dapat segera diberikan dan penularan bisa ditekan,” jelasnya.

sumber : Humas Lapas Banyuasin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Lapas Kelas IIA Banyuasin

Open chat
1
Butuh Bantuan
Hallo,
Dengan layanan informasi Lapas Banyuasin